Minggu, 02 Februari 2014

Di Balik Nikmatnya Mie Instan

Introduction

                Siapa sih yang tidak kenal mie instan? Di Indonesia sendiri mie instan telah selama lebih dari 40 tahun dan kini produksi serta konsumsinya kian tinggi, menduduki peringkat kedua setelah China dengan sekitar 14 milyar bungkus per tahun[1]. Makanan yang ditemukan di Jepang ini juga banyak dikonsumsi di banyak negara termasuk negara-negara Eropa dan Amerika Serikat. Tapi di balik popularitasnya, tidak sedikit rumor “miring” yang beredar tentang mie instan. Mie instan dianggap berbahaya bagi kesehatan bahkan dapat menyebabkan kanker [2].
                Dengan tingkat konsumsi yang sangat besar, menjadi hal penting untuk memastikan kebenaran rumor-rumor tersebut. Jika benar mie instan memang berbahaya, entah berapa banyak jiwa yang akan menjadi korban.
                Telah ada beberapa situs-situs yang membahas tentang rumor-rumor tersebut. Namun tulisan tersebut juga tidak menyertakan sumber yang dapat dilacak, sehingga alih-alih menjelaskan, justru bikin tambah bingung. Selain itu, tidak sedikit situs yang hanya membahas satu rumor spesifik sehingga tidak menyeluruh. Di sini, penulis akan mereview rumor-rumor yang beredar di dunia maya itu dan memverifikasi kebenarannya dengan membandingkannya dengan informasi dari situs resmi badan terpercaya. Diharapkan tulisan ini menjadi salah satu tulisan dengan analisa paling mendalam tentang rumor seputar mie instan.


Method

                Rumor-rumor negative tentang mie instan dicari menggunakan Google lalu dibuat daftar serta dicatat sumbernya. Tiap bulir daftar tersebut kemudian diverifikasi kebenarannya berdasarkan informasi dari situs resmi badan terpercaya. Apabila tidak didapat, maka dibandingkan dengan situs lain sambil tetap memperhatikan validitas situs. Urutan prioritas jenis situs yang dijadikan acuan adalah sebagai berikut:
·         situs resmi badan terpercaya
·         jurnal ilmiah
·         situs resmi lain
·         situs bermember dengan moderator
·         webforum
·         situs berdomain pribadi
·         dan terkhir blog
Karena tulisan ini tidak akan dikumpulkan dan dinilai dosen, hehe, Wikipedia juga dibahas dan menempati posisi yang sama dengan situs resmi lain pada urutan ketiga.

Result

Dari pencarian menggunakan Google, didapatkan rumor berikut:
·         Mie instan mengandung kalori dan garam tinggi [3][4]
·         MSG pada mie instan sangat berbahaya[5]
·         Mie instan dilapisi lapisan lilin agar tidak lengket[7]
·         Mie instan mengandung pengawet berbahaya [2]
Sebenarnya masih ada situs yang mengatakan mie instan dapat menyebabkan gangguan penyerapan nutrisi, keguguran, gangguan metabolism, dan kanker [2], tapi bah, it’s too bad to be true. Toh, inti klaimnya juga sudah tercakup dalam keempat rumor di atas. Jadi, daftar berita miring yang akan dianalisa dicukupkan empat saja.

Poin pertama: Mie instan mengandung kalori dan garam tinggi
Satu bungkus mie instan (80 gram) mengandung sekitar 453 Kalori dan garam natrium sebanyak 1160 mg [6]. Jika kebutuhan kalori harian adalah 2000 Kalori, satu bungkus mie instan memenuhi sekitar 23%, apabila dikonsumsi hingga tiga kali sehari pun masih belum melebihi kebutuhan kalori harian. Tapi perlu diperhatikan bahwa mie instan ukuran besar tentunya mengandung Kalori yang lebih tinggi juga.
Sedangkan isu kandungan garam (Natrium/Sodium) tinggi,  1160 mg itu setara dengan 77% Dietary Reference Intake (DRI) menurut Amerika Serikat. Beberapa jenis mie instan lain bahkan dapat mengandung hingga 107% DRI. Kadar garam yang tinggi memang perlu diwaspadai karena dapat meningkatkan tekanan darah [8].

Poin kedua: MSG pada mie instan sangat berbahaya
Sebuah blog mengatakan bahwa MSG pada mie instan “amat sangat mematikan otak dimana jika anda terus makan akan penyakitan dan juga membuat bodoh [5].” Seorang dokter dalam websitenya, meskipun secara lebih spesifik dan meyakinkan, mengiyakan pendapat tersebut [9]. Disebutkan bahwa zat additive tersebut menyebabkan serangkaian gejala yang dinamakan Chinese restaurant syndrome (CRS). Ada studi yang mendapati bahwa penggunaan MSG dosis tinggi dapat menginduksi peradangan hati pada tikus, meskipun tidak dapat menjelaskan efeknya pada manusia, namun jurnal ini mempertanyakan keamanan MSG bagi manusia [10]. Sebuah studi cohort pada beberapa warga China mendapati adanya hubungan antara konsumsi MSG dengan kenaikan berat badan, meski masih perlu dilakukan studi tambahan untuk membentuk causal inference [11].
Kontroversi dan perdebatan mengenai MSG memang sudah berlangsung bertahun-tahun. Namun banyak studi-studi yang dilakukan tidak menunjukkan adanya bahaya. Isu bahwa MSG memperburuk asthma tidak dapat dibuktikan, meski masih perlu studi tambahan [16]. Penelitian klinis (pada manusia) lain tidak mendapati bukti keterlibatan MSG pada munculnya gejala CRS. MSG pun dianggap tidak membahayakan kesehatan [18] sehingga Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives tidak menetapkan batas asupan harian (Acceptable Daily Intake not specified) [12] [13]. Food and Drug Administration (FDA), American Medical Association dan National Academy of Sciences juga menyimpulkan bahwa MSG aman dikonsumsi [14] [15].

Poin ketiga: Mie instan dilapisi lapisan lilin agar tidak lengket
Pernah bikin mie goreng? Pernah mie gorengnya tidak langsung dimakan tapi didiamkan dulu? Jadinya lengket juga kan?
Isu ini biasanya beredar disertai klaim bahwa ada yang bereksperimen menyimpan air rebusan mie selama tiga hari dan mendapati adanya zat seperti lilin [7]. Tidak dijelaskan identitas sang pelaksana eksperimen, tidak dijelaskan karakteristik temuannya, hanya  ditulis “seperti lilin”, tidak ditampakkan pula foto hasil eksperimennya, dan juga tidak dijelaskan melalui cara apa kesimpulannya didapat. Dengan informasi yang serba terbatas ini, sangat sulit untuk menguji kebenaran eksperimen yang dilakukannya.
Perlu diketahui bahwa dalam produksinya, mie instan mengalami proses penggorengan [6], dan yang namanya digoreng, pasti mengandung minyak. Bisa jadi, zat “seperti lilin” yang disebutkan di atas sebenarnya adalah minyak.
Sebuah situs yang membantah hoax juga membahas perkara ini dan menyatakan bahwa isu mie instan mengandung lilin adalah berita bohong [17]. Disebutkan bahwa dulu sudah pernah ada pemeriksaan oleh New York Daily News pada tahun 1997, dan tidak ditemukan adanya lilin pada produk mie instan di Amerika. Di Indonesia sendiri beredar isu bahwa BPOM telah mengecek produk mie instan yang beredar di Indonesia dan juga tidak menemukan adanya zat lilin, namun informasi resminya tidak ditemukan.

Poin keempat: Mie instan mengandung pengawet berbahaya
Diantara berbagai macam sumber yang mengatakan bahwa mie instan mengandung pengawet, hanya satu yang secara spesifik (meskipun tidak yakin) menyebutkan bahwa zat yang dipakai adalah sejenis boraks [7].
Dalam proses produksinya, mie instan mengalami pengeringan, entah dengan digoreng atau dipaparkan pada udara panas. Salah satu tujuannya adalah untuk mengurangi kadar air dalam produk sehingga lebih tahan lama [6].  Mie instan dapat juga mengandung garam tinggi pada mie selain dari bumbu, dan kadar garam tinggi memang lazim digunakan sebagai salah satu metode pengawetan yang tidak berbahaya.
Makanan yang kering, atau mengandung kadar air rendah memiliki ketahanan yang lebih baik dari makanan basah karena bakteri atau jamur tidak dapat tumbuh dalam suasana kering [20]. Dan mie instan menggunakan prinsip ini sebagai metode pengawetannya, dan bukan menggunakan bahan pengawet.
Adalah benar bahwa mie instan merk Indomie sempat dilarang beredar di Taiwan [21]. Disebutkan bahwa menurut Blindie Lee, seorang blogger Kompasiana yang mana profilnya sudah tidak ditemukan dan tulisan yang dimaksud juga sudah tidak dapat diakses, terdapat bahan pengawet hydroxy methyl benzoate pada minyak dan bahan pengawet benzoic acid pada bumbu Indomie. Meskipun kalah populer dari MSG, kedua zat ini sebenarnya justru lebih berbahaya karena memiliki ADI atau asupan harian yang sangat dibatasi yaitu 10mg/kg berat badan untuk hydroxy methyl benzoate [22] dan 5mg/kg berat badan untuk benzoic acid [23]. Namun demikian, pihak Indomie memastikan bahwa jumlah kedua zat tersebut masih dalam batas aman dan sesuai dengan standar Codex Alimentarius Commision (CAC). Hanya saja Taiwan bukan anggota CAC dan memiliki standar berbeda [24], hal inilah yang diyakini memicu kasus tersebut.

Poin tambahan: Konsumsi mie instan secara berlebihan sangat berbahaya
Bah, apa pun itu jika dikonsumsi secara berlebihan pasti bikin masalah. Contoh ekstrimnya, konsumsi air putih berlebih dapat menyebabkan water intoxication atau keracunan air dan bisa berakibat fatal [19].

Discussion

Telah dikonfirmasi bahwa kandungan kalori mie instan kira-kira setara dengan kandungan kalori seporsi nasi, yang mana itu tidak tinggi-tinggi amat. Hal ini baru dapat menimbulkan masalah manakala mie dikonsumsi dengan nasi, yang pasti akan menambah jumlah kalorinya, hingga 700 Kalori sekali makan [4]. Solusi untuk masalah ini mudah, ya tinggal ga usah pake nasi, gitu aja kok repot.
Kadar garam tinggi pada mie instan adalah benar adanya. Untuk konsumen yang menderita hipertensi sebaiknya hati-hati, atau akan lebih baik jika bisa menghindarnya sama sekali. Tapi perlu diperhatikan bahwa isu utamanya bukan mie instannya, melainkan kandungan garamnya. Tidak pernah mengonsumsi mie instan, tapi gemar mengonsumsi makanan bergaram tinggi, sama juga bohong.
Klaim akan betapa berbahayanya MSG terlihat begitu mengerikan tapi sumber yang lebih kuat menyatakan bahwa MSG aman dikonsumsi, bahkan dalam jumlah yang lebih tinggi dari yang biasa terlihat sehari-hari. Meskipun tidak memperlihatkan efek menambah kesehatan, namun zat ini juga tidak memperlihatkan efek memperburuk kesehatan sehingga tidak perlu repot-repot menghindarinya.
Tidak didapati situs resmi terkait isu lilin pada mie instan, namun sumber yang lebih kuat menyatakan bahwa tidak ada lapisan lilin pada produk mie instan. Jika dipikir-pikir pun, seandainya toh memang ada, penambahan lilin pada mie instan tidak akan memberi efek apa pun. Lilin tersebut akan meleleh saat mie dimasak, sehingga fungsinya menghilang.
Selama berpuluh tahun, dan dari sekian banyak produk mie instan, baru akhir-akhir ini dan hanya satu merk mie instan yang diklaim mengandung bahan pengawet melebihi batas. Itu pun diduga karena penggunaan standar yang berbeda, sehingga tidak perlu dikhawatirkan, masih banyak merk lain yang tidak bermasalah sama sekali.

Conclusion

Sebagian besar isu tentang bahaya mie instan tidak terbukti kebenarannya. Mie instan aman dikonsumsi, tentunya dalam jumlah yang wajar. Penting untuk diketahui, kandungan gizi mie instan tinggi karbohidrat, minyak, dan garam, kira-kira serupa dengan kandungan gizi nasi goreng. Untuk lebih mencukupi kandungan gizinya, disarankan untuk menyajikan mie instan dengan sayuran dan lauk pauk. Selain itu, karena sifatnya yang berupa makanan instan dan olahan, mie instan dapat disetarakan dengan makanan cepat saji lain pada umumnya, dengan manfaat dan bahaya yang kurang lebih serupa.
Mie instan mungkin bukan makanan yang menyehatkan, tapi ia juga bukan makanan yang membahayakan. Jadi, di balik nikmatnya mie instan, ga ada apa-apa tuh.

Reference


Tidak ada komentar:

Posting Komentar