Introduction
Siapa
sih yang tidak kenal mie instan? Di Indonesia sendiri mie instan telah selama
lebih dari 40 tahun dan kini produksi serta konsumsinya kian tinggi, menduduki
peringkat kedua setelah China dengan sekitar 14 milyar bungkus per tahun[1].
Makanan yang ditemukan di Jepang ini juga banyak dikonsumsi di banyak negara
termasuk negara-negara Eropa dan Amerika Serikat. Tapi di balik popularitasnya,
tidak sedikit rumor “miring” yang beredar tentang mie instan. Mie instan
dianggap berbahaya bagi kesehatan bahkan dapat menyebabkan kanker [2].
Dengan
tingkat konsumsi yang sangat besar, menjadi hal penting untuk memastikan
kebenaran rumor-rumor tersebut. Jika benar mie instan memang berbahaya, entah
berapa banyak jiwa yang akan menjadi korban.
Telah
ada beberapa situs-situs yang membahas tentang rumor-rumor tersebut. Namun tulisan
tersebut juga tidak menyertakan sumber yang dapat dilacak, sehingga alih-alih
menjelaskan, justru bikin tambah bingung. Selain itu, tidak sedikit situs yang
hanya membahas satu rumor spesifik sehingga tidak menyeluruh. Di sini, penulis
akan mereview rumor-rumor yang beredar di dunia maya itu dan memverifikasi
kebenarannya dengan membandingkannya dengan informasi dari situs resmi badan
terpercaya. Diharapkan tulisan ini menjadi salah satu tulisan dengan analisa
paling mendalam tentang rumor seputar mie instan.
Method
Rumor-rumor
negative tentang mie instan dicari menggunakan Google lalu dibuat daftar serta
dicatat sumbernya. Tiap bulir daftar tersebut kemudian diverifikasi
kebenarannya berdasarkan informasi dari situs resmi badan terpercaya. Apabila
tidak didapat, maka dibandingkan dengan situs lain sambil tetap memperhatikan
validitas situs. Urutan prioritas jenis situs yang dijadikan acuan adalah
sebagai berikut:
·
situs resmi badan terpercaya
·
jurnal ilmiah
·
situs resmi lain
·
situs bermember dengan moderator
·
webforum
·
situs berdomain pribadi
·
dan terkhir blog
Karena tulisan ini tidak akan
dikumpulkan dan dinilai dosen, hehe, Wikipedia juga dibahas dan menempati
posisi yang sama dengan situs resmi lain pada urutan ketiga.
Result
Dari pencarian menggunakan Google, didapatkan rumor berikut:
·
Mie instan mengandung kalori dan garam tinggi
[3][4]
·
MSG pada mie instan sangat berbahaya[5]
·
Mie instan dilapisi lapisan lilin agar tidak
lengket[7]
·
Mie instan mengandung pengawet berbahaya [2]
Sebenarnya masih ada situs yang
mengatakan mie instan dapat menyebabkan gangguan penyerapan nutrisi, keguguran,
gangguan metabolism, dan kanker [2], tapi bah, it’s too bad to be true. Toh,
inti klaimnya juga sudah tercakup dalam keempat rumor di atas. Jadi, daftar
berita miring yang akan dianalisa dicukupkan empat saja.
Poin pertama: Mie instan mengandung kalori dan garam tinggi
Satu bungkus mie instan (80 gram)
mengandung sekitar 453 Kalori dan garam natrium sebanyak 1160 mg [6]. Jika
kebutuhan kalori harian adalah 2000 Kalori, satu bungkus mie instan memenuhi
sekitar 23%, apabila dikonsumsi hingga tiga kali sehari pun masih belum
melebihi kebutuhan kalori harian. Tapi perlu diperhatikan bahwa mie instan
ukuran besar tentunya mengandung Kalori yang lebih tinggi juga.
Sedangkan isu kandungan garam
(Natrium/Sodium) tinggi, 1160 mg itu
setara dengan 77% Dietary Reference Intake (DRI) menurut Amerika Serikat.
Beberapa jenis mie instan lain bahkan dapat mengandung hingga 107% DRI. Kadar garam
yang tinggi memang perlu diwaspadai karena dapat meningkatkan tekanan darah
[8].
Poin kedua: MSG pada
mie instan sangat berbahaya
Sebuah blog mengatakan bahwa MSG
pada mie instan “amat sangat mematikan otak dimana jika anda terus makan akan
penyakitan dan juga membuat bodoh [5].” Seorang dokter dalam websitenya,
meskipun secara lebih spesifik dan meyakinkan, mengiyakan pendapat tersebut
[9]. Disebutkan bahwa zat additive tersebut menyebabkan serangkaian gejala yang
dinamakan Chinese restaurant syndrome (CRS). Ada studi yang mendapati bahwa
penggunaan MSG dosis tinggi dapat menginduksi peradangan hati pada tikus,
meskipun tidak dapat menjelaskan efeknya pada manusia, namun jurnal ini
mempertanyakan keamanan MSG bagi manusia [10]. Sebuah studi cohort pada
beberapa warga China mendapati adanya hubungan antara konsumsi MSG dengan
kenaikan berat badan, meski masih perlu dilakukan studi tambahan untuk
membentuk causal inference [11].
Kontroversi dan perdebatan mengenai
MSG memang sudah berlangsung bertahun-tahun. Namun banyak studi-studi yang
dilakukan tidak menunjukkan adanya bahaya. Isu bahwa MSG memperburuk asthma
tidak dapat dibuktikan, meski masih perlu studi tambahan [16]. Penelitian
klinis (pada manusia) lain tidak mendapati bukti keterlibatan MSG pada
munculnya gejala CRS. MSG pun dianggap tidak membahayakan kesehatan [18] sehingga
Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives tidak menetapkan batas asupan
harian (Acceptable Daily Intake not specified) [12] [13]. Food and Drug
Administration (FDA), American Medical Association dan National Academy of
Sciences juga menyimpulkan bahwa MSG aman dikonsumsi [14] [15].
Poin ketiga: Mie instan dilapisi lapisan lilin agar tidak lengket
Pernah bikin mie goreng? Pernah
mie gorengnya tidak langsung dimakan tapi didiamkan dulu? Jadinya lengket juga
kan?
Isu ini biasanya beredar disertai
klaim bahwa ada yang bereksperimen menyimpan air rebusan mie selama tiga hari
dan mendapati adanya zat seperti lilin [7]. Tidak dijelaskan identitas sang
pelaksana eksperimen, tidak dijelaskan karakteristik temuannya, hanya ditulis “seperti lilin”, tidak ditampakkan
pula foto hasil eksperimennya, dan juga tidak dijelaskan melalui cara apa kesimpulannya
didapat. Dengan informasi yang serba terbatas ini, sangat sulit untuk menguji
kebenaran eksperimen yang dilakukannya.
Perlu diketahui bahwa dalam
produksinya, mie instan mengalami proses penggorengan [6], dan yang namanya
digoreng, pasti mengandung minyak. Bisa jadi, zat “seperti lilin” yang disebutkan
di atas sebenarnya adalah minyak.
Sebuah situs yang membantah hoax
juga membahas perkara ini dan menyatakan bahwa isu mie instan mengandung lilin
adalah berita bohong [17]. Disebutkan bahwa dulu sudah pernah ada pemeriksaan
oleh New York Daily News pada
tahun 1997, dan tidak ditemukan adanya lilin pada produk mie instan di Amerika.
Di Indonesia sendiri beredar isu bahwa BPOM telah mengecek produk mie instan
yang beredar di Indonesia dan juga tidak menemukan adanya zat lilin, namun
informasi resminya tidak ditemukan.
Poin keempat: Mie instan mengandung pengawet berbahaya
Diantara berbagai macam sumber
yang mengatakan bahwa mie instan mengandung pengawet, hanya satu yang secara
spesifik (meskipun tidak yakin) menyebutkan bahwa zat yang dipakai adalah
sejenis boraks [7].
Dalam proses produksinya, mie
instan mengalami pengeringan, entah dengan digoreng atau dipaparkan pada udara
panas. Salah satu tujuannya adalah untuk mengurangi kadar air dalam produk
sehingga lebih tahan lama [6]. Mie
instan dapat juga mengandung garam tinggi pada mie selain dari bumbu, dan kadar
garam tinggi memang lazim digunakan sebagai salah satu metode pengawetan yang
tidak berbahaya.
Makanan yang kering, atau mengandung
kadar air rendah memiliki ketahanan yang lebih baik dari makanan basah karena
bakteri atau jamur tidak dapat tumbuh dalam suasana kering [20]. Dan mie instan
menggunakan prinsip ini sebagai metode pengawetannya, dan bukan menggunakan
bahan pengawet.
Adalah benar bahwa mie instan
merk Indomie sempat dilarang beredar di Taiwan [21]. Disebutkan bahwa menurut
Blindie Lee, seorang blogger Kompasiana yang mana profilnya sudah tidak
ditemukan dan tulisan yang dimaksud juga sudah tidak dapat diakses, terdapat
bahan pengawet hydroxy methyl benzoate pada minyak
dan bahan pengawet benzoic acid pada
bumbu Indomie. Meskipun kalah populer dari MSG, kedua zat ini sebenarnya justru
lebih berbahaya karena memiliki ADI atau asupan harian yang sangat dibatasi
yaitu 10mg/kg berat badan untuk hydroxy methyl benzoate
[22] dan 5mg/kg berat badan untuk benzoic acid [23].
Namun demikian, pihak Indomie memastikan bahwa jumlah kedua zat tersebut masih
dalam batas aman dan sesuai dengan standar Codex Alimentarius Commision (CAC). Hanya
saja Taiwan bukan anggota CAC dan memiliki standar berbeda [24], hal inilah
yang diyakini memicu kasus tersebut.
Poin tambahan: Konsumsi
mie instan secara berlebihan sangat berbahaya
Bah, apa pun itu jika dikonsumsi
secara berlebihan pasti bikin masalah. Contoh ekstrimnya, konsumsi air putih
berlebih dapat menyebabkan water
intoxication atau keracunan air dan bisa berakibat fatal [19].
Discussion
Telah dikonfirmasi bahwa
kandungan kalori mie instan kira-kira setara dengan kandungan kalori seporsi
nasi, yang mana itu tidak tinggi-tinggi amat. Hal ini baru dapat menimbulkan
masalah manakala mie dikonsumsi dengan nasi, yang pasti akan menambah jumlah
kalorinya, hingga 700 Kalori sekali makan [4]. Solusi untuk masalah ini mudah,
ya tinggal ga usah pake nasi, gitu aja kok repot.
Kadar garam tinggi pada mie
instan adalah benar adanya. Untuk konsumen yang menderita hipertensi sebaiknya
hati-hati, atau akan lebih baik jika bisa menghindarnya sama sekali. Tapi perlu
diperhatikan bahwa isu utamanya bukan mie instannya, melainkan kandungan
garamnya. Tidak pernah mengonsumsi mie instan, tapi gemar mengonsumsi makanan
bergaram tinggi, sama juga bohong.
Klaim akan betapa berbahayanya
MSG terlihat begitu mengerikan tapi sumber yang lebih kuat menyatakan bahwa MSG
aman dikonsumsi, bahkan dalam jumlah yang lebih tinggi dari yang biasa terlihat
sehari-hari. Meskipun tidak memperlihatkan efek menambah kesehatan, namun zat
ini juga tidak memperlihatkan efek memperburuk kesehatan sehingga tidak perlu
repot-repot menghindarinya.
Tidak didapati situs resmi
terkait isu lilin pada mie instan, namun sumber yang lebih kuat menyatakan
bahwa tidak ada lapisan lilin pada produk mie instan. Jika dipikir-pikir pun,
seandainya toh memang ada, penambahan lilin pada mie instan tidak akan memberi
efek apa pun. Lilin tersebut akan meleleh saat mie dimasak, sehingga fungsinya menghilang.
Selama berpuluh tahun, dan dari
sekian banyak produk mie instan, baru akhir-akhir ini dan hanya satu merk mie
instan yang diklaim mengandung bahan pengawet melebihi batas. Itu pun diduga
karena penggunaan standar yang berbeda, sehingga tidak perlu dikhawatirkan,
masih banyak merk lain yang tidak bermasalah sama sekali.
Conclusion
Sebagian besar isu tentang bahaya
mie instan tidak terbukti kebenarannya. Mie instan aman dikonsumsi, tentunya
dalam jumlah yang wajar. Penting untuk diketahui, kandungan gizi mie instan
tinggi karbohidrat, minyak, dan garam, kira-kira serupa dengan kandungan gizi
nasi goreng. Untuk lebih mencukupi kandungan gizinya, disarankan untuk menyajikan
mie instan dengan sayuran dan lauk pauk. Selain itu, karena sifatnya yang
berupa makanan instan dan olahan, mie instan dapat disetarakan dengan makanan
cepat saji lain pada umumnya, dengan manfaat dan bahaya yang kurang lebih
serupa.
Mie instan mungkin bukan makanan
yang menyehatkan, tapi ia juga bukan makanan yang membahayakan. Jadi, di balik
nikmatnya mie instan, ga ada apa-apa tuh.
Reference
Tidak ada komentar:
Posting Komentar