Kualitas dan
karakteristik suatu acara TV sangat ditentukan oleh orang-orang yang berperan
di dalamnya, seperti presenter dan narasumber/pengisi. Hal ini amat jelas
sekali, tidak disebut acara agama jika tidak dibawakan atau diisi ustad, tidak
pula disebut acara komedi jika tidak dibawakan atau diisi oleh pelawak, dan
tidak pula disebut acara yang mendidik jika tidak ada akademisi atau pendidik
yang terlibat di dalamnya.
Maka
untuk menilai kualitas acara TV Indonesia cukup dilakukan dengan melihat kualitas
orang-orang yang terlibat di sana. Dari segi sinetron misalnya, apakah
sutradaranya berkualitas? Apakah pemerannya ahli? Apakah penulis ceritanya
bagus? Entahlah. Dari segi acara agama sudah cukup tercapai, beberapa ustad
berkualitas sudah sering nongol di TV. Begitu pula dari segi music, musisi
papan atas tampaknya juga sering tampil di TV. Dari segi acara komedi mungkin
belum terlalu baik, tidak banyak pelawak yang bisa membawakan komedi yang
cerdas dan tidak rendahan. Dan dari segi pendidikan, bidang yang sebenarnya
ingin dibahas di sini, sepertinya hampir nol. Jangankan mencari siapa dosen
atau professor yang sering muncul di layar TV, mencari acara yang sering
memunculkan orang-orang ini saja susah. Maka tidak heran jika ada yang
berpendapat bahwa acara TV Indonesia
tidak mendidik, lha para pendidiknya tidak ada yang masuk TV.